Saya
yakin semua orang pasti menginginkan masa depan lebih baik dari masa sekarang.
Namun sedikit yang memikirkan bagaimana masa depannya agar lebih baik dari masa
sekarang. Dan tidak sedikit, ada sebuah kontradiksi yang tidak disadari oleh
mereka yang menginginkan masa depan lebih baik tapi perilakunya saat ini menunjukkan
sebaliknya.
Mari bicara masa depan. Untuk sementara kita
kesampingkan atau lupakan masa lalu, kita bicara masa sekarang dan masa depan. Jika
berbicara sebuah masa depan, maka tak mungkin jika tak berbicara masa sekarang,
karena masa depan berasal dari masa sekarang. Saat sekarang ini kita seperti
apa, belum pasti menunjukkan masa depan kita. Tapi setelah hari ini mau apa dan
seperti siapa itulah masa depan kita.
Mari bicara masa depan, kita mulai dulu dari
yang sifatnya personal, dalam tataran yang lebih praktis. Misalnya, yang
remaja, fakta remaja saat ini sedikit –kalau dikatakan hampir tidak ada- yang
bisa dan mau berbicara tentang masa depan. Saksikan saja, perilaku remaja seperti
seks bebas, atau pacaran, jelas menunjukkan jauh sekali jika mereka memikirkan
masa depan. Jika para pelaku pacaran itu berfikir tentang masa depan, tentu
saja bagi remaja perempuan tidak akan rela diajak bergaul bebas, hingga
kebablasan hamil, aborsi. Demikian juga dengan remaja prianya pun, jika
berfikir tentang masa depan, tidak akan melakukan hal yang sama pada lawan
jenisnya, baik itu berdampak secara langsung buat dirinya atau tidak.
Mari bicara masa depan yang tidak hanya
berbicara masa depan kita secara personal, tapi juga masa depan orang lain,
bahkan masa depan orang banyak. Berbicara masa depan tidak hanya berbicara
tentang AKU atau ANDA, tapi juga berbicara tentang KITA. Artinya berbicara masa
depan, dimensinya cukup luas. Jika masih mengambil permisalan remaja di atas, masa
depan remaja lelaki macam contoh di atas, akan hancur kredibiltasnya sebagai
remaja baik-baik, karena telah membuat “hancur” masa depan remaja perempuan,
pasangan ilegalnya. Apalagi secara fisik remaja perempuan yang lebih dirugikan.
Maka sekali lagi, berbicara masa depan
tidak hanya tentang AKU, atau KAMU, tapi tentang KITA.
Mari bicara masa depan yang ternyata kalau kita
sebagai muslim, tanpa kita sadari dalam setiap doa kita menginginkan masa depan
yang baik. Perhatikan doa kita “Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanatan
wa fil aakhirati hasanaatan wa qinaa ‘azaaban naari”, ya Allah berikanlah kebaikan bagi kami di
dunia dan kebaikan pula di akhirat. Itulah doa kita, yang ternyata tidak hanya
berdimensi dunia tapi juga bermisi dan visi akhirat. Di awal tadi sudah sedikit
saya singgung bahwa banyak diantara kita yang ‘menginginkan’ tapi sedikit yang ‘melakukan’
apa yang diinginkan, bahkan tidak sedikit bertentangan antara yang diinginkan
dengan yang dilakukan.
Mari bicara masa depan. Jika kita memohon,
berdoa ‘sapu jagad’ tadi, maka itu adalah sebuah harapan (Have), berikutnya
tinggal ‘perilaku’ (Be) dan ‘perbuatan’ (Do) apa yang akan kita
lakukan untuk mewujudkan keinginan kita itu. Kalau kita hanya lihai dalam
berdoa, tanpa memperbaiki perilaku serta tidak melakukan perbuatan apa-apa atas
harapan kita itu, maka harapan itu hanya akan jadi angan-angan kosong (thulul
amal) yang itu tidak diajarkan dan dianjurkan untuk kita sebagai seorang
muslim.
Mari bicara masa depan, sekali lagi bagi remaja
yang telah berani melakukan seks bebas, artinya mereka secara sengaja telah
menghancurkan masa depan dirinya, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Sebab
bagi seorang muslim berbicara masa depan adalah berbicara pertanggungjawaban.
Bagaimana seorang muslim bisa mempertanggungjawabkan masa depannya dengan baik,
jika masa sekarang sudah dihancurkan dengan pergaulan bebas yang berujung
perzinahan?
Mari bicara masa depan. Sekali lagi coba tengok
doa kita tadi di bagian akhir “wa qinaa ‘azaaban naari” dan jauhkan aku dari siksa neraka. Artinya
kebaikan masa depan kita sebagai muslim secara personal diindikasikan salah
satunya dengan jauh dari siksa neraka, dan sebaliknya surga yang kita harapkan.
Seorang remaja muslim yang mengatasnamakan cinta kemudian melakukan perzinaan,
sejatinya telah menjerumuskan masa depan diri dan pasangannya ke neraka. Bagi
seorang remaja yang menginginkan masa depan yang baik, bukan melaluinya dengan
perbuatan perzinaan, melainkan akan mengikuti aturan yang telah disyariatkan berupa
pernikahan. Seorang muslim yang menginginkan masa depan surga, sementara
perilaku dan atau perbuatannya neraka, dengan demikian harapan masa depan menjadi
lebih baik itu hanya omong kosong.
Mari bicara masa depan, saatnya bertanya sekaligus
menyediakan jawabannya atas pertanyaan “mau kemana masa depan dunia dan akhirat
saya?” Sudah saatnya mengakhiri kebiasaan yang hanya berpikir “hari ini”, atau “entah
nanti”. Cara berpikir seperti itu hanya dimiliki oleh mereka yang tidak punya
masa depan atau tidak memikirkan masa depan. Padahal masa depan adalah soal
visi dan misi kita sebagai manusia sekaligus hamba-Nya, yaitu mempersiapkan
pertanggungjawaban diri dengan apa yang kita lakukan masa sekarang ini
berlandaskan aturan illahi.
Mari bicara depan, saatnya mengakhiri
pertentangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang dilakukan untuk masa
depan. Perilaku dan perbuatan kita harus segera diselaraskan dengan keinginan, atau
harapan masa depan yang pastinya berdimensi KITA serta keakhiratan. Dan itu
hanya akan terjadi jika kita tunduk dan patuh pada aturan yang telah diwahyukan
dalam Qur’an, serta Hadits yang disampaikan melalui lisan manusia pilihan,
Rasulullah Saw. Mari bersama saya, terus berfokus untuk masa depan. []
thanks gan tablet berkualitas
test22 samsung j max | hp xiaomi
visit ah oppo r9s , hp blackberry
ijin baca yaa harga lg x cam
trims yaa bos harga zte axon