Benci Karena Allah

Benci karena Allah adalah membenci hamba Allah disebabkan kekufuran dan perbuatan maksiatnya.  Kebencian kepada kekufuran bagi seorang beriman adalah mutlak dan menjadi salah satu perkara utama.  Diriwayatkan hadits dari Anas ra., sesungguhnya Nabi bersabda:
«ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اْلإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ»
Ada tiga perkara, siapa saja yang memilikinya ia telah menemukan manisnya iman. Yaitu orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lainnya; orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah; dan orang yang tidak suka kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke Neraka. (Mutafaq 'alaih).
 Oleh karena itu, ketika kita membenci seorang yang melakukan tindakan kekufuran, pada hakikatnya bukanlah membenci orangnya, tapi membenci kekufurannya.

Benci sebagai Wujud Pelaksanaan Perintah Allah SWT 
Dan sikap kita membenci orang-orang yang melakukan tindakan kekufuran, bukan semata sentimen pribadi, tapi karena Allah SWT memang memerintahkan kita untuk membenci kekufuran dan para pelakunya, disamping perintah untuk mengajak mereka meninggalkan tindakan kekufuran dan masuk kepada keimanan.
Allah SWT telah melarang kaum Muslim mencintai orang-orang kafir, munafik, dan fasik yang terang-terangan melakukan maksiat. Hal ini berdasarkan Firman Allah:
]يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ[
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (TQS. Mumtahanah [60]: 1)

]يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لاَ يَأْلُونَكُمْ خَبَالاً وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ$ هَا أَنْتُمْ أُولاَءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلاَ يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ[
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: "Kami beriman"; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (TQS. Ali ‘Imran [3]: 118-119)

Thabrani telah meriwayatkan dengan isnad yang baik dari Ali ra., ia berkata; Rasulullah saw. bersabda:
«ثَلاَثٌ هُنَّ حَقٌّ: لاَ يَجْعَلُ اللهُ مَنْ لَهُ سَهْمٌ فِي اْلإِسْلاَمِ كَمَنْ لاَ سَهْمَ لَهُ، وَلاَ يُوَلِّى اللهَ عَبْدٌ فَيُوَلِّيْهِ غَيْرَهُ، وَلاَ يُحِبُّ الرَّجُلُ قَوْمًا إِلاَّ حُشِرَ مَعَهُمْ»
Ada tiga perkara yang merupakan hak yaitu Allah tidak akan menjadikan orang yang mempunyai andil dalam Islam seperti orang yang tidak mempunyai andil apapun. Dan tidaklah seorang hamba menjadikan Allah sebagai kekasihnya lalu dia menjadikan yang lain sebagai kekasihnya. Serta tidak ada seseorang yang mencintai suatu kaum kecuali ia akan dikumpulkan bersama mereka.

Dalam hadits ini terdapat larangan yang tegas untuk mencintai pelaku kejahatan, karena khawatir akan dikumpulkan bersama mereka.
Tirmidzi telah mentakhrij, ia berkata hadits ini hasan, dari Muadz bin Anas Al-Juhani bahwa Rasulullah saw. bersabda:
«مَنْ أَعْطَى ِللهِ وَمَنَعَ ِللهِ وَأَحَبَّ ِللهِ وَأَبْغَضَ ِللهِ وَأَنْكَحَ ِللهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ إِيمَانَهُ»
Barangsiapa yang memberi karena Allah, tidak memberi karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, berarti ia telah sempurna imannya.
Imam Muslim juga telah meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda:
«وَإِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ إِنِّي أُبْغِضُ فُلاَنًا فَأَبْغِضْهُ قَالَ فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ فُلاَنًا فَأَبْغِضُوهُ قَالَ فَيُبْغِضُونَهُ ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي اْلأَرْضِ»
Apabila Allah membenci seorang hamba, maka Allah akan memanggil Jibril dan berfirman, “Sesungguhnya Aku membenci si Fulan, maka bencilah ia.” Rasulullah saw. bersabda, “Kemudian Jibril pun membencinya dan menyeru kepada penghuni langit, sesungguhnya Allah telah membenci si Fulan, maka bencilah ia.” Rasul saw. bersabda, “Kemudian mereka pun membencinya dan setelah itu kebencian baginya akan diletakan di bumi.”

Sabda Rasulullah saw. yang berbunyi:
«ثُمَّ تُوْضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي اْلأَرْضِ»
“Dan setelah itu kebencian baginya akan diletakan di bumi” adalah kalimat yang bermakna tuntutan (perintah). Hal ini bisa diketahui dengan adanya dilalah al iqtidha. Karena terdapat orang yang mencintai kaum kafir, munafik, dan fasik yang terang-terangan melaksanakan maksiat, ia tidak membenci mereka, maka kebenaran perkara yang diberitakan dalam hadits itu mengharuskan bahwa yang dimaksud dengan berita adalah tuntutan. Jadi dalam Hadits tersebut Rasulullah saw. seolah-olah bersabda: “Wahai para penghuni bumi, bencilah orang yang dibenci Allah.” Dengan demikian hadits ini menunjukan wajibnya membenci orang yang dibenci oleh Allah.

Siapa-siapa yang Wajib Dibenci?
            Ayat-ayat dan hadits di atas menyebut orang-orang kafir yang merupakan musuh Allah dan musuh kaum muslimin sebagai pihak yang harus dibenci secara syar’i.
Termasuk dalam perbuatan membenci orang yang dibenci oleh Allah adalah membenci:
1.  Orang yang suka mendebat perintah Allah, sebagaimana terdapat dalam hadits Mutafaq 'alaih dari ‘Aisyah dari Nabi saw., beliau bersabda:
«إِنَّ أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللهِ اْلأَلَدُّ الْخِصَمُ»
Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang suka menentang (mendebat) perintah Allah.
2.  Orang yang membenci kaum Anshar, yang dikategorikan oleh rasulullah saw. sebagai orang munafiq. Diriwayatkan hadits Mutafaq 'alaih dari Bara’, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
«اْلأَنْصَارُ لاَ يُحِبُّهُمْ إِلاَّ مُؤْمِنٌ وَلاَ يُبْغِضُهُمْ إِلاَّ مُنَافِقٌ فَمَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللهُ»
Tidak mencintai kaum Anshar kecuali orang yang beriman. Dan tidak ada yang membenci mereka kecuali orang yang munafik. Maka barangsiapa yang mencintaai mereka, ia pasti dicintai Allah. Dan barangsiapa membenci mereka ia pasti dibenci Allah.
3.  Orang yang mengatakan hak (kebaikan), tapi tidak melampaui tenggorokannya (tidak masuk ke hatinya, pent.). Dasarnya adalah hadits riwayat Muslim dari Ali ra., ia berkata:
«إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَفَ نَاسًا إِنِّي َلأَعْرِفُ صِفَتَهُمْ فِي هَؤُلاَءِ يَقُوْلُوْنَ الْحَقَّ بِأَلْسِنَتِهِمْ لاَ يَجُوزُ هَذَا مِنْهُمْ وَأَشَارَ إِلَى حَلْقِهِ مِنْ أَبْغَضِ خَلْقِ اللهِ إِلَيْهِ»
Sesungguhnya Rasulullah saw. telah menyebutkan kriteria orang-orang tertentu --aku mengetahui sifat mereka pada orang-orang itu-- mereka mengatakan hak dengan lisan mereka, tapi tidak melampaui ini dari mereka. Kemudian Rasul saw. menunjuk ke tenggorokannya. Mereka termasuk makhluk Allah yang paling dibenci Allah. Sabda Rasul “la yujawizu maksudnya adalah “la yata’ada” artinya tidak melampaui.
4.  Orang yang berbuat keji dan jorok. Sebagaimana terdapat dalam hadits Abu Darda riwayat Tirmidzi, ia berkata hadits ini hasan shahih, sesungguhnya Nabi saw bersabda:
«...وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيءَ»
Sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang berbuat keji dan seronok.
5.  Orang-orang kafir.  Terdapat banyak atsar tentang kebencian para sahabat kepada kaum Kafir. Diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Salamah bin Al-Akwa, ia berkata:
«...فَلَمَّا اصْطَلَحْنَا نَحْنُ وَأَهْلُ مَكَّةَ وَاخْتَلَطَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ أَتَيْتُ شَجَرَةً فَكَسَحْتُ شَوْكَهَا فَاضْطَجَعْتُ فِي أَصْلِهَا قَالَ فَأَتَانِي أَرْبَعَةٌ مِنْ الْمُشْرِكِينَ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَجَعَلُوا يَقَعُونَ فِي رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبْغَضْتُهُمْ فَتَحَوَّلْتُ إِلَى شَجَرَةٍ أُخْرَى...»
Ketika kami berdamai dengan penduduk Makkah dan sebagian kami bercampur dengan sebagian mereka, aku mendatangi suatu pohon kemudian aku menyingkirkan durinya dan aku merebahkan diriku di akarnya. Kemudian datang kepadaku empat orang kaum Musyrik Makkah. Mereka mulai membicarakan Rasulullah, maka aku pun membenci mereka, hingga aku pindah ke pohon yang lain.
6.  Orang-orang Yahudi.  Hadits Jabir bin Abdillah diriwayatkan Ahmad bahwa Abdullah bin Rawahah, ia berkata kepada Yahudi Khaibar:
«يَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ أَنْتُمْ أَبْغَضُ الْخَلْقِ إِلَيَّ قَتَلْتُمْ أَنْبِيَاءَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَكَذَبْتُمْ عَلَى اللهِ وَلَيْسَ يَحْمِلُنِي بُغْضِي إِيَّاكُمْ عَلَى أَنْ أَحِيفَ عَلَيْكُمْ...»
Wahai kaum Yahudi! Kalian adalah makhluk Allah yang paling aku benci. Kalian telah membunuh para Nabi dan telah mendustakan Allah. Tapi kebencianku kepada kalian tidak akan mendorongku untuk berlaku sewenang-wenang kepada kalian.
7.  Orang muslim yang menampakkan kejahatan secara terang-terangan.  Yaitu, orang-orang yang tidak malu lagi melakukan perbuatan jahat, bahkan bangga memamerkan kejahatannya.  Imam Ahmad, Abdur Razak, dan Abu Ya’la telah mentakhrij hadits dengan isnad hasan, juga Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, ia berkata hadits ini shahih sesuai dengan syarat Muslim. Dari Abu Faras, ia berkata; Umar bin Khathab pernah berkhutbah dan berkata:
«...مَنْ أَظْهَرَ مِنْكُمْ شَرَّا, ظَنَّنَا بِهِ شَرًّا، وَأَبْغَضْنَاهُ عَلَيْهِ»
Barang siapa di antara kalian menampakan suatu kejahatan, maka kami akan menduganya berlaku jahat, dan kami akan membencinya karena kejahatan itu.

Khatimah
Dengan demikian, disamping cinta karena Allah, benci karena Allah termasuk sifat orang-orang muslim yang paling besar, yang mereka itu mengharap keridhaan Allah, Rahmat-Nya, pertolongan, dan surga-Nya.  Semoga kita termasuk di dalamnya. Amiin! (disarikan dari Kitab Pilar2 Nafsiyah)

0 komentar

Leave a Reply

Hak Cipta Hanya Milik Allah lukyrouf.blogspot.com Dianjurkan untuk disebarkan Designed by lukyRouf