Mari Bicara Masa Depan 1#



Saya yakin semua orang pasti menginginkan masa depan lebih baik dari masa sekarang. Namun sedikit yang memikirkan bagaimana masa depannya agar lebih baik dari masa sekarang. Dan tidak sedikit, ada sebuah kontradiksi yang tidak disadari oleh mereka yang menginginkan masa depan lebih baik tapi perilakunya saat ini menunjukkan sebaliknya. 

Mari bicara masa depan. Untuk sementara kita kesampingkan atau lupakan masa lalu, kita bicara masa sekarang dan masa depan. Jika berbicara sebuah masa depan, maka tak mungkin jika tak berbicara masa sekarang, karena masa depan berasal dari masa sekarang. Saat sekarang ini kita seperti apa, belum pasti menunjukkan masa depan kita. Tapi setelah hari ini mau apa dan seperti siapa itulah masa depan kita.

Mari bicara masa depan, kita mulai dulu dari yang sifatnya personal, dalam tataran yang lebih praktis. Misalnya, yang remaja, fakta remaja saat ini sedikit –kalau dikatakan hampir tidak ada- yang bisa dan mau berbicara tentang masa depan. Saksikan saja, perilaku remaja seperti seks bebas, atau pacaran, jelas menunjukkan jauh sekali jika mereka memikirkan masa depan. Jika para pelaku pacaran itu berfikir tentang masa depan, tentu saja bagi remaja perempuan tidak akan rela diajak bergaul bebas, hingga kebablasan hamil, aborsi. Demikian juga dengan remaja prianya pun, jika berfikir tentang masa depan, tidak akan melakukan hal yang sama pada lawan jenisnya, baik itu berdampak secara langsung buat dirinya atau tidak.

Mari bicara masa depan yang tidak hanya berbicara masa depan kita secara personal, tapi juga masa depan orang lain, bahkan masa depan orang banyak. Berbicara masa depan tidak hanya berbicara tentang AKU atau ANDA, tapi juga berbicara tentang KITA. Artinya berbicara masa depan, dimensinya cukup luas. Jika masih mengambil permisalan remaja di atas, masa depan remaja lelaki macam contoh di atas, akan hancur kredibiltasnya sebagai remaja baik-baik, karena telah membuat “hancur” masa depan remaja perempuan, pasangan ilegalnya. Apalagi secara fisik remaja perempuan yang lebih dirugikan.  Maka sekali lagi, berbicara masa depan tidak hanya tentang AKU, atau KAMU, tapi tentang KITA.

Mari bicara masa depan yang ternyata kalau kita sebagai muslim, tanpa kita sadari dalam setiap doa kita menginginkan masa depan yang baik. Perhatikan doa kita “Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanatan wa fil aakhirati hasanaatan wa qinaa ‘azaaban naari”, ya Allah berikanlah kebaikan bagi kami di dunia dan kebaikan pula di akhirat. Itulah doa kita, yang ternyata tidak hanya berdimensi dunia tapi juga bermisi dan visi akhirat. Di awal tadi sudah sedikit saya singgung bahwa banyak diantara kita yang ‘menginginkan’ tapi sedikit yang ‘melakukan’ apa yang diinginkan, bahkan tidak sedikit bertentangan antara yang diinginkan dengan yang dilakukan.

Mari bicara masa depan. Jika kita memohon, berdoa ‘sapu jagad’ tadi, maka itu adalah sebuah harapan (Have), berikutnya tinggal ‘perilaku’ (Be) dan ‘perbuatan’ (Do) apa yang akan kita lakukan untuk mewujudkan keinginan kita itu. Kalau kita hanya lihai dalam berdoa, tanpa memperbaiki perilaku serta tidak melakukan perbuatan apa-apa atas harapan kita itu, maka harapan itu hanya akan jadi angan-angan kosong (thulul amal) yang itu tidak diajarkan dan dianjurkan untuk kita sebagai seorang muslim.

Mari bicara masa depan, sekali lagi bagi remaja yang telah berani melakukan seks bebas, artinya mereka secara sengaja telah menghancurkan masa depan dirinya, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Sebab bagi seorang muslim berbicara masa depan adalah berbicara pertanggungjawaban. Bagaimana seorang muslim bisa mempertanggungjawabkan masa depannya dengan baik, jika masa sekarang sudah dihancurkan dengan pergaulan bebas yang berujung perzinahan? 

Mari bicara masa depan. Sekali lagi coba tengok doa kita tadi di bagian akhir wa qinaa ‘azaaban naari” dan jauhkan aku dari siksa neraka. Artinya kebaikan masa depan kita sebagai muslim secara personal diindikasikan salah satunya dengan jauh dari siksa neraka, dan sebaliknya surga yang kita harapkan. Seorang remaja muslim yang mengatasnamakan cinta kemudian melakukan perzinaan, sejatinya telah menjerumuskan masa depan diri dan pasangannya ke neraka. Bagi seorang remaja yang menginginkan masa depan yang baik, bukan melaluinya dengan perbuatan perzinaan, melainkan akan mengikuti aturan yang telah disyariatkan berupa pernikahan. Seorang muslim yang menginginkan masa depan surga, sementara perilaku dan atau perbuatannya neraka, dengan demikian harapan masa depan menjadi lebih baik itu hanya omong kosong.

Mari bicara masa depan, saatnya bertanya sekaligus menyediakan jawabannya atas pertanyaan “mau kemana masa depan dunia dan akhirat saya?” Sudah saatnya mengakhiri kebiasaan yang hanya berpikir “hari ini”, atau “entah nanti”. Cara berpikir seperti itu hanya dimiliki oleh mereka yang tidak punya masa depan atau tidak memikirkan masa depan. Padahal masa depan adalah soal visi dan misi kita sebagai manusia sekaligus hamba-Nya, yaitu mempersiapkan pertanggungjawaban diri dengan apa yang kita lakukan masa sekarang ini berlandaskan aturan illahi. 

Mari bicara depan, saatnya mengakhiri pertentangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang dilakukan untuk masa depan. Perilaku dan perbuatan kita harus segera diselaraskan dengan keinginan, atau harapan masa depan yang pastinya berdimensi KITA serta keakhiratan. Dan itu hanya akan terjadi jika kita tunduk dan patuh pada aturan yang telah diwahyukan dalam Qur’an, serta Hadits yang disampaikan melalui lisan manusia pilihan, Rasulullah Saw. Mari bersama saya, terus berfokus untuk masa depan. []
Hak Cipta Hanya Milik Allah lukyrouf.blogspot.com Dianjurkan untuk disebarkan Designed by lukyRouf