Akhirnya setelah berjalan cukup lama, sampailah pada suatu tempat yang sangat indah. Tempat yang belum pernah terbayangkan olehku. Sebuah tempat yang hawanya sejuk, pemandangan yang rupawan, semerbak harumnya tak tertahankan untuk terus menghirupnya. Ditemani gemericik air yang menenangkan, angin sepoi yang melenakan, sertai kicauan serangga yang mengalun merdu. Ohw, tempat apa ini, decakku kagum.
Maka kakiku pun berkata kepadaku “Woww.. tempat apa ini? Sungguh menyenangkan tempat ini”. Maka aku pun mulai berbicara kepada kakiku ”Wahai kaki, tahukah kamu, kenapa tempat yang indah begini, koq sepi tak berpenghuni?”. Kakiku pun hanya terdiam, dengan pertanyaan itu. Aku sampaikan kepada kakiku ”Wahai kaki, memang ketika kita telah memilih melangkah ke tempat sini tadi, ada banyak onak dan duri, berlumpur, serta berilalang. Tapi ketahuilah wahai kaki, tidak banyak yang mau menyusuri perjalanan seperti tadi. Padahal kalau mereka yang enggan melangkah kesini tahu bahwa tempat akhirnya adalah tempat terindah ini, maka mereka akan menyesal.”
Sekali lagi aku berkata kepada kakiku “Wahai kakil ingatlah Allah tidak pernah tidur ataupun lalai menghitung. Allah sudah menyediakan hadiah terindah bagi mereka yang berani memilih Jalan-Nya, kemudian sabar dan istiqomah. Ketika kau dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang, maka inilah akhirnya. Allah selalu punya hadiah terindah bukan? Maka wahai kaki, tetaplah tegar saat yang lain terlempar”. Kaki ku pun hanya menjawab dengan senyuman.
kayaknya familiar dengan cerita ini mas. Cerita tentang ayah dan anak yang populer sekali di Internet.
Linknya: http://dokterdiaz.wordpress.com/2012/04/22/indah-pada-waktunya/
isi boleh sama, ceritanya bisa beda :)