Secuil Risalah Letih Bermimpi Tentangmu


Kepada hati yang telah terlepas…
   _di sebuah tempat dan saat kau membaca risalah ini

Assalamualaikum wr wb.
Bagaimana kabarmu duhai hati yang telah terlepas? Apa dirimu masih menyisakan secuil ingatan, seperti aku yang masih merekam detik-detik indah ‘bersamamu’? Meskipun mengenangmu menyakitkanku, tapi aku butuhkan energy untuk menulis risalah ini.
Semoga kau disana berteman dengan bahagia dan keindahan, meski akhirnya tanpa aku disisimu. Karena kenyataan memang telah meluluhlantahkan sebongkah impian tentang kisah indah di pelaminan. Bukan menyesali sebuah takdir, tapi kenyataan ini membutuhkan kekuatan untuk bertahan.
Melalui risalah ini, aku hanya ingin berucap, maafkan aku yang memang tak cukup mulia untuk mendampingi sisa hidupmu. Sebuah permohonan maaf, aku haturkan atas interaksi yang terlampau banyak salah dan khilaf. Aku yang telah menguras air matamu, aku yang telah menyayat kalbumu. Maafkan, aku yang terlanjur hina ini telah mengotori episode hidupmu. Masih tersisa gurat sedih, saat kita keputusan untuk berhenti itu harus diambil. Dan kini telah menjadi mimpi buruk di tiap malamku…

Duhai hati yang aku harus rela melepas. Inilah takdir yang terbaik untuk kita. Detik-detik bersamamu, bernuansa indah, tapi terlampau sakit untuk diputar ulang. Aku ingin kita semua ikhlas, tanpa harus meninggalkan luka diantaranya. Kenyataan ini harus kita terima, dan sesegara untuk kuhapus.

Tapi jika aku hendak jujur, ketahuilah hati ini masihlah tetap di pihakmu. Tak akan ada yang berubah, belum pernah ada yang bisa menggesermu di bilik jiwa terdalamku. Belum ada yang menggantikanmu di bilik hati ini..
Dalam setiap pembaringan malam aku masih bermimpi, menjadi imammu menyertai kedukaan yang memerikan hati…

Namun, dirimu serupa bidadari surga yang hanya pantas memperoleh lelaki yang sholeh lagi taat. Bukan diri ini, yang terlampau lemah nan kotor. Temuilah imam tercintamu di mahligai indahmu. Hapuslah aku dalam bayang dan mimpimu.

Duhai hati yang terlepas. Di risalah ini, aku torehkan dengan tinta hitam legam, walaupun nyeri menyayat hati, aku tegaskan, aku bukan lelaki yang tepat untuk menemani hari-hari indahmu setelah ini. Aku telah terbunuh letih mengejar bayangmu. Aku titipkan kau pada Rabbku, jika kita tak bisa bersama di dunia ini, aku masih punya harap semoga di kampong abadi nanti, kita dipertemukan kembali…

Wassalam
Yang berusaha bangkit lagi dengan sisa ideologinya

0 komentar

Leave a Reply

Hak Cipta Hanya Milik Allah lukyrouf.blogspot.com Dianjurkan untuk disebarkan Designed by lukyRouf