Sobat, kamu punya Genk? Hemm... kayaknya nggak lengkap disebut remaja kalo belum punya gank. Biar pun itu gank dalam arti negative, atapun yang hanya sekedar gank yang berarti hanya sebuah kelompok atau macam klub.
Ok, apapun nama dan jenis gank kamu yang jelas kita punya kecenderungan untuk berkelompok, itu wajar, karena emang manusia punya yang namanya naluri untuk eksis (gharizatul baqa’). Nah, remaja mewujudkannya dengan bikin gank. Sejauh pengamatan penulis, aktivitas gank yang biasanya digawangi anak muda, bisa macam-macam. Tapi untuk kali ini pembahasan kita fokuskan pada gank yang nggak bener. Tentu aja yang nggak bener menurut Islam dong. Yuk kita Mulai !
Sudah Tradisi?
Gank itu biasanya para anggotanya fanatik banget, trus juga kadang setia kawan. Nah, bicara fanatic dan setia kawan, maka ingatan penulis akan melayang pada satu pembahasan di dalam kitab Nidzamul Islam, Bab Al-Qiyadatul Fikriyah. Di situ dijelaskan, bahwa ikatan-ikatan antar manusia ada beberapa macam. Ada yang namanya sukuisme, nasionalisme, patriotism, de el el. Di buku tersebut dijelaskan oleh penulisnya Syekh Taqiyudin an-Nabhani bahwa ikatan-ikatan tersebut adalah ikatan yang lemah, rendah, salah, rusak, de es be. Koq bisa? Iya, karena ikatan-ikatan itu (1) mutu ikatannya rendah, karena cuman mengikat terbatas pada suku atau bangsanya doing; (2) ikatan itu muncul secara emosional dan spontan pada saat mau membela suku atau bangsanya; (3) ikatan itu bersifat temporal dan manusiawi, karena berpotensi menimbulkan persengketaan antar suku dan bangsa.
Nah Sob, sekarang kita coba telusuri faktanya, bener nggak “teori” di atas tentang ikatan-ikatan antar manusia. Begini, Dulu saat Indonesia masih di jajah, bangsa kita rame-rame membela tanah air kita kan, kalo perlu nyawa jadi taruhannya. Tapi coba sekarang? Saat penjajah nggak nyata-nyata menjajah negeri ini, saat kita tenang-tenang saja seperti ini, apakah rasa “nasionalisme” itu muncul? Jawabannya: Tidak.
Berarti benar, bahwa ikatan yang mengikat antara kita atas nama nasionalisme itu akan muncul saat kita diserang, dijajah dan sebagainya. Nah, pertanyaan pentingnya: apa kita nunggu dijajah, direbut pulau kita, baru akan muncul rasa nasionalisme kita? Jawab sendiri aja ya…. :)
Kalo rasa nasionalisme atau kebangsaan aja yang lingkup ikatannya lebih besar dikatakan ikatan yang salah, rendah dan rusak, maka rasa kesukuan, apalagi gank, berarti jauh lebih rendah dan la yamutu alias tidak bermutu. Dan itu terbukti, missal conto aja kamu yang suku Jawa ketika bersitegang dengan suku Madura, Ambon, Batak atau Sunda, maka yang muncul adalah rasa ingin membela suku jawa kamu. Dengan begitu, berarti ikatan kesukuan berpotensi menimbulkan perpecahan. Tul nggak sih?
Sekarang giliran kita koreksi yang gank. Ada gank motor, kelompok supporter, anak punk, dan seterusnya. Apakah mereka baik-baik saja? Ini saya kasih contoh beritanya. Perang antar kelompok terjadi di Jl Rappocini Raya, Kecamatan Rappocini, Makassar, Minggu (8/5/2011) dinihari. Perang antar kelompok itu diduga antar pemuda yang tinggal di lorong IX dengan anak Jl Gotong Royong. Akibat kejadian tersebut sejumlah kaca jendela rumah warga pecah terkena lemparan batu (sumber: http://www.tribunnews.com).
Enam orang ditangkap polisi dalam keributan dua geng motor di Taman Kencana, Bogor Tengah, Jumat (29/4/2011) sekitar pukul 22.30. (sumber: http://megapolitan.kompas.com)
Ratusan pengendara sepeda motor ini terjebak dan tidak berkutik lagi meski mencoba lari dari petugas yang melakukan razia di jembatan Makalam. Setiap Sabtu malam hingga Minggu dini hari, di jembatan ini memang sering dijadikan tempat mangkal para geng motor kota Jambi. (sumber: http://www.indosiar.com).
Dan masih banyak lagi berita-berita serupa bahkan mungkin lebih parah, kayak tawuran antar supporter bola, geger antara kampong, dan sebagainya. Yang intinya menunjukkan pada kesimpulan kalo ikatan-ikatan itu lemah, rusak, dan salah.
Apalagi kalo sudah tahu, kelompoknya salah, teman satu geng nya ngelakuin kesalahan malah di bela habis-habisan, itu yang namanya fanatik alias bahasa kerennya: ashobiyah, dan itu salah binti dosa. Catet itu.
Ikatan yang benar?
Hmm.. masalah-masalah sepele memang. Penghinaan saat kalah main bola, kalah rebutan cewek antar kampung. Atau dalam tataran yang lebih luas, bapak-bapak kita suka kelabakan saat negeri ini ada yang mengancam; embargo ekonomi, invasi militer musuh, or negara lain ikut campur urusan politik dalam negeri. Semuanya bak kebakaran jenggot.
Tapi pas giliran lagi aman dan sejahtera, Semuanya lupa akan hal itu, kalo perlu bergandengan dengan musuh, bersahabat dan berjabatangan dengan mereka mengkhianati kelompok atau negaranya.. Puih, parah.
Untuk itu Sob, jangan sampe kita membela kelompok yang menyerukan semangat golongan. Padahal seharusnya kita membela kelompok, dimana dasar pembelaan kita adalah karena ikatan akidah Islam. Bukan yang lain. Sebab, inilah yang diperintahkan oleh Allah swt. dalam firman-Nya: “Berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai. Ingatlah akan nikmat Allah ketika kalian dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan hingga Allah mempersatukan hati kalian, lalu menjadilah kalian, karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian agar kalian mendapat petunjuk. (QS Ali Imrân 103)
Jadi mulai sekarang yang wajib kita bela dan perjuangkan adalah Islam. Jangan sampe kita membela geng atawa kelompok yang ikatannya bukan akidah Islam. Sesama muslim kita bersaudara, kawan. Kita hidup dan mati hanya untuk Islam. Mantab !