Detak waktu lebih dari tengah malam
Dari sorot matanya yang nanar
Kantuk belum menyapanya
Untuk mengajaknya beradu
Agar esok penuh senyum membinar
Jari jemarinya masih setia menarikan kalimat-kalimat kehidupan
Di sana tersembul wajah jelita terbalut derai tawa menggoda iman
Derasnya ujian tersembunyi dalam senyum dan canda
Walau luka dan pedih pernah menyapa dan menemaninya
Sesungging tawa telah menghapus bersama teman-teman malamnya
Guyur hujan malam itu meredam perih hati
Mengalir kencang hanyut terbawa tawa
Kini kedukaan itu telah sirna
Berharap berganti keceriaan
Titik-titik semburat cahaya dari pangeran hati
Jawaban dari doa dan penantian di ujung malam
Tak perlu lagi ada senyum penakluk iman lelaki pemujanya
Semua akan sirna… yang ada nestapa dan harap
Hanya tersisa senoda keresahan memilu
“masih adakah maaf tersisakan untukku…”