Bantahan:
1 Kata “jangan atau nggak usah dilarang”
sebagai bentuk keputusasaan dari perjuangan melawan V-day. Kata “jangan dilarang”, ketika ada usaha
sebagian pihak melawan V-Day, adalah bentuk provokasi halus untuk melemahkan
perjuangan anti V-Day.
2
Membungkus V-Day biar keliatan Islamy, atau mencarikan dalil agar V-Day terasa ada di dalam Islam. Ide ini nggak lebih mencampuradukkan antara kebenaran dengan kebatilan. Membungkus V-Day dengan Islam hanya akan menjadi deretan pembenaran atas sebuah kesalahan atau keburukan.
Membungkus V-Day biar keliatan Islamy, atau mencarikan dalil agar V-Day terasa ada di dalam Islam. Ide ini nggak lebih mencampuradukkan antara kebenaran dengan kebatilan. Membungkus V-Day dengan Islam hanya akan menjadi deretan pembenaran atas sebuah kesalahan atau keburukan.
3
. Kalo masih ada yang ngoceh “bikin V-Day jadi positif dan penerapannya sesuai dengan sunnah nabi dan 'ulama salafussalih” itu adalah omong kosong. Mana bisa V-Day yang notabene ajaran kebatilan, diterapkan dengan cara sunnah nabi? Sunah nabi yang mana, Mas? Mencampuradukkan Islam dengan V-Day sama halnya menyatukan racun dengan madu dalam satu gelas. Meski dikasih label madu, tetep aja didalamnya ada racun, dan hanya orang yang kurang waras mau menyantapnya.
. Kalo masih ada yang ngoceh “bikin V-Day jadi positif dan penerapannya sesuai dengan sunnah nabi dan 'ulama salafussalih” itu adalah omong kosong. Mana bisa V-Day yang notabene ajaran kebatilan, diterapkan dengan cara sunnah nabi? Sunah nabi yang mana, Mas? Mencampuradukkan Islam dengan V-Day sama halnya menyatukan racun dengan madu dalam satu gelas. Meski dikasih label madu, tetep aja didalamnya ada racun, dan hanya orang yang kurang waras mau menyantapnya.
4
Kalo ada tuduhan menyudutkan Islam
nggak toleran misalnya, biasanya kita yang muslim udah menyiapkan tameng
membela diri dan berkompromi dengan para penuduh itu, dan mengatakan “ah, islam
itu sangat toleran koq”. Yang begini ini diistilahkan defensive apologetic. Ketika ada yang bilang kalo ajaran V-Day itu
bertentangan dengan Islam, karena sama aja mengikuti ajaran orang kafir, dan
nggak ada tuntunannya dalam Islam alias bid’ah. Maka para pembela V-Day
udah menyiapkan jawaban defensive apologetic-nya dengan mengatakan
“nggak usah begitu, Islam itu khan ajaran yang rahmatan lil ‘alamin berarti senafas
dengan V-Day yang mengajarkan kasih sayang”
5
Tentang dakwah Wali Songo. Sejarah tentang dakwah wali songo musti ditanyakan validitasnya. Ini penting banget lho sobat, karena emang seringkali dakwah wali songo dijadikan dalih untuk menerima adat kebiasaan menjadi suatu yang islamy. Bias juga bisa muncul akibat kesulitan menyeleksi sumber data—yang dalam ilmu sejarah adalah periwayatan. Semakin jauh jarak waktu antara peristiwa dan sejarahwan, semakin luas daerah yang akan ditulis, dan semakin banyak orang yang terlibat, akan semakin sulit untuk dipilih mana riwayat yang akurat dan mana yang tidak. Jangankan menulis seluruh peristiwa di masa itu (yang belum tentu saat peristiwa terjadi, langsung ada yang menulisnya) pada zaman modern saja, dengan alat-alat komunikasi yang sangat canggih, berita tentang seorang selebriti saja bisa sangat bias. (disadur dari buku "Rapor Merah Valentine's Day, karya Luky B Rouf, follow @LukyRouf )
Tentang dakwah Wali Songo. Sejarah tentang dakwah wali songo musti ditanyakan validitasnya. Ini penting banget lho sobat, karena emang seringkali dakwah wali songo dijadikan dalih untuk menerima adat kebiasaan menjadi suatu yang islamy. Bias juga bisa muncul akibat kesulitan menyeleksi sumber data—yang dalam ilmu sejarah adalah periwayatan. Semakin jauh jarak waktu antara peristiwa dan sejarahwan, semakin luas daerah yang akan ditulis, dan semakin banyak orang yang terlibat, akan semakin sulit untuk dipilih mana riwayat yang akurat dan mana yang tidak. Jangankan menulis seluruh peristiwa di masa itu (yang belum tentu saat peristiwa terjadi, langsung ada yang menulisnya) pada zaman modern saja, dengan alat-alat komunikasi yang sangat canggih, berita tentang seorang selebriti saja bisa sangat bias. (disadur dari buku "Rapor Merah Valentine's Day, karya Luky B Rouf, follow @LukyRouf )