Bakar Kapal Untuk Jaga Konsistensi Pemenang

Bakar Kapal Untuk Jaga Konsistensi Pemenang –petikan pelajaran dari Thariq bin Ziyad-. Sila diulik kultwitnya ya


BACA DULU | SILA TAG | KLIK SUKA | BOLEH KOMENTARI | LALU BAGIKAN!!!

1. Upaya kita untuk tetap berada di rel sang pemenang adalah agar tetap bisa menjaga konsistensi.

2. Sementara itu saja tidak cukup, sebab kita hidup tidak sendiri, kita hidup bersama yang lain.

3. Jika tak ingin keluar rel, harus jaga keluarga, lingkungan & negeri ini agar bisa konsis sebagai pemenang.

4. Ibarat es batu, maka dia butuh temperatur (lingkungan) yang cocok, hingga jadi es batu, tetap jadi es batu, selama temperaturnya konstan.

5. Dengan kata lain, pelajari tsaqofah Islam, mendakwahkannya adalah konsekwensi yang tak boleh ditinggalkan.

6. Mencukupkan diri hanya dengan pelajari tsaqofah Islam, tanpa mendakwahkan, itu hanya berpikir nafsi-nafsi.

7. Bagaimana Islam jadi rahmat jika tidak didakwahkan dan diterapkan di masyarakat, negara bahkan seluruh alam?

8. Jika sejak lahir ditakdirkan sebagai pemenang, disempurnakan penciptaan jadi pemenang, lantas kenapa tak bertahan jadi pemenang?

9. Kita coba ambil kisah dari Thariq bin Ziyad, yang disebut juga Sang Penakluk Spanyol.

10. Thariq bin Ziyad adalah seorang putra suku Ash-Shadaf, yang merupakan penduduk asli daerah Al-Atlas, Afrika Utara.

11. Ia lahir sekitar tahun 50 Hijriah. Thariq terkenal ahli menunggang kuda, menggunakan senjata, dan ilmu bela diri.

12. Tahun 97 H atau 711 M adalah tahun bersejarah bagi Thariq bin Ziyad, sebab dia dan pasukannya berhasil taklukan Spanyol

13. Spanyol yang jaraknya 15 mil perjalanan laut dari kota asal Thariq. Bukan sebuah perjuangan yang sepele,

14. Saat itu bulan Ramadhan, tapi itu tidak membuat lemas Thariq dan 7.000 pasukannya kaum muslimin yang harus berhadapan dengan 25.000 dari pihak musuh.

15. Dari segi jumlah, tentu sebuah peperangan yang tidak seimbang. Tapi hal itu tidak membuat Thariq gentar, apalagi berpikir mundur

16. Bahkan dia perintahkan bakar semua kapal yang telah membawa mereka hingga sampai ke Eropa tersebut.

17. “Kita datang ke sini bukan untuk kembali. Kita hanya memiliki dua pilihan: menaklukkan negeri ini lalu tinggal di sini atau kita semua binasa!”.

18. Sebuah pilihan langkah yang sangat berani yang tentu saja didasari atas sebuah keyakinan akan pertolongan Allah Swt.

19. Memilih dan bertahan untuk menjadi seorang pemenang artinya adalah mendalamkan diri kita untuk sebuah tugas yang tidak kecil

20. Tugas sebagai Khalifah-Nya, serta menyebarkan (dakwah) kepada orang-orang di sekitar kita.

21. Dengan menjaga konsistensi sebagai sang pemenang itulah, maka kemenangan Islam akan bisa kita raih.

22. Tentu kemenangan besar ini tak bisa diraih dengan instan. Sebelum melangkah serius kita harus siapkan diri

23. Sebab di depan sana banyak jalan terjal, ada duri, bebatuan, lumpur, bahkan mungkin jurang.

24. Kesiapan dan kewaspadaan kita, mengantarkan bahwa jalan ke surga selalu berlawanan dengan keinginan dan penuh duri.

25. Sedang jalan ke neraka selalu ditemani kenikmatan “Neraka diselubungi oleh syahwat, dan surga oleh kesulitan2”. HR.Bukhari-Muslim

26. Oleh itu, dibutuhkan keistiqomahan yang luar biasa juga dalam meraih kemenangan besar itu.

27. Istiqomah dalam ketakwaan, dengan bersabar dalam mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

28. Upaya penyiapan diri itu harus simultan, berjalan beriringan. Tidak menunggu full tsaqofah, baru berdakwah.

29. Sampaikanlah walaupun satu ayat, dengan tetap tidak meninggalkan untuk tafaquh fiddin (faqih dalam urusan agama).

Ingin ngobrol/diskusi bareng saya?
Twitter : @LukyRouf, atau follow: @DakwahRemaja
YM : lukyrouf
Email : si_emen2001atyahoo.com
Fans FB : www.facebook.com/LukyBRouf
Pin BB : 2A292B89
Blog : http://lukyrouf.blogspot.com/
|The MotiNaftor | Inspirator #SakinahCinta | Book Writer || membangun peradaban syariah |
Bogor, Indonesia •

0 komentar

Leave a Reply

Hak Cipta Hanya Milik Allah lukyrouf.blogspot.com Dianjurkan untuk disebarkan Designed by lukyRouf