Rayuan ‘Ideologis’ Aktivis Gombal

(catatan ringan mencharger kelembutan hati suami-istri)
Ini kisah nggak begitu penting, tentang sepasang ikhwan-akhwat yang baru saja merampungkan pesta pernikahan. Tak sabar, rasanya ingin mengusir tamu-tamu supaya pulang cepat. Maklumlah, pengantin baru kan katanya jadi raja-ratu sehari.
Pasangan ini menikah cukup muda, si ikhwan 24 tahun 9 bulan 10 hari, sedangkan si akhwat 23 tahun 11 bulan 29 hari. Ketemunya juga di kampus, saat sama-sama aktif di Rohis. Si Ikhwan yang ketua BKIM dan si akhwat sekretarisnya, karena mungkin sering bertemu, maka berlakulah pepatah jerman ‘witing tresno jalaran saka nggelibet’ (kalo nggak tahu artinya, silahkan di terjemahkan di google). Nggak ada makcomblang, si ikhwan memang terbilang gentlemen, dia menerapkan prinsip BKKBN alias Biar Kecil-Kecil Berani Nikah.
Setelah tamu-tamu pada pulang dan jam dinding di rumah menunjukkan pukul 22.15 WIB, maka kedua pasangan itu pun masuk ke kamar yang sudah dihias sedemikian rupa, bak istana sebuah kerajaan. Maka terjadilah komunikasi yang shy-shy cat alias malu-malu kucing antara keduanya, harap maklum.

Suami: Hemmm.. Ning, alhamdulillah ya akhirnya aku bisa memiliki dirimu. Makanya, mulai malam ini, aku ingin kita melakukan kontrak politik...
Istri: Kontrak politik? Maksud akang apaan?
Suami: Iya, aku pingin mulai malam ini kita menandatangani kontrak politik, sebagai tanda kalo hati kita telah berkoalisi, sehingga jangan ada dusta diantara koalisi ini...
Istri: yee.., akang.. Ning kira apaan..
Suami: Oiya Ning, sebenarnya selain aku telah memberimu mahar, aku sudah menyediakan hadiah khusus. Kalo tadi pas akad nikah disebutkan maharnya “uang sekian-kian, seperangkat alat sholat...”. Nah sebenarnya ada yang kurang.
Istri: Koq kurang? Lha terus..?
Suami: Ning, aku masih menyimpan dua emas untuk mu, Ning..
Istri: Oihya...? wahh... surprize banget dunk..
Suami: Iya dua emas itu adalah, emas yang pertama adalah Mas Bejo alias suamimu tercinta ini, dan emas yang kedua adalah Emas yang masih ada di freeport... hehehe
Istri: Hohoho... koq emas yang di freeport sih?
Suami: Iy khan emas freeport itu milik rakyat, yang sekarang dikusai oleh Amrik, sementara negara dan rakyat ini hanya dapat ampasnya doang... nah kita kan rakyat, iya nggak sih?
Istri: Hemm.. iya Kang betul.. betul.. betul J
Suami: Oiya, tahu nggak apa bedanya emas freeport dengan diri Neng?
Istri: Eh si Akang, pertanyaannya ada-ada aja deh... hemm, apa ya?
Suami: Ada banyak sebenarnya perbedaannya, tapi Akang cuman contohin satu aja. Kalo emas freeport semakin digali makin abis, tapi kalo dirimu semakin “digali”, malah semakin beranak-pinak... wkwkwkwk..
Istri: Ih, akang baru sehari udah ngegombal...

Begitulah, sepasang pengantin baru itu menikmati malam pertamanya dengan mencairkan suasana. Biasalah, ice breaking. Kebiasaan si Ikhwan ngisi training di kampus, suka ngasih ice breaking, akhirnya terbawa juga di malam hari itu.
Setelah berbincang cukup lama, mereka berdua ambil wudhu dan masuk ke ruang mushola keluarga ....

Suami: Ning, sebelum kita sholat sunnah dan sebelum aku berdoa di ubun2 mu, sebagaimana lazimnya pengantin baru. Aku mau minta maaf. Maafkan aku ya ning, baru sekarang aku bisa jujur, klo slama taaruf aku belum pernah cerita. Maukah kau memaafkan aku Ning?
Istri: Astagfirullah.. emang akang salah apaan?
Suami: Iya Ning, aku salah, aku tidak jujur bahwa sebenarnya dirimu adalah tulang rusukku yang hilang... xixixix
Istri: ah, akang bisa aja... kirain apaan?

Usai sholat dan berdoa, mereka merapikan perangkat sholat.. sambil berjalan menuju ke kamar ...

Istri: Kang, emang akang tadi habis doain aku, koq doa lagi.. doanya lama banget, emang akang doa apaan?
Suami: Owhh itu, Ning mau tahu gimana doa akang tadi?
Istri: Iya dong, khan tadi aku nanya...
Suami: Aku tadi berdoa begini “Ya Allah, jangan jadikan aku dari golongan orang-orang yang garing, yang tak pernah bisa bercanda dengan keluargaku... ”
 “Ya Allah, jadikanlah orang-orang yang membaca kisah kurang penting ini, baik yang pengantin baru maupun pengantin yang tidak baru.. kalo mereka suami, jadikanlah suami yang bukan hanya pulang membawa uang untuk beli beras dan sebongkah emas berlian (karena memang mereka bukan bang thoyib), tapi pulang ke rumah juga membawa seutas senyum untuk keluarganya. Kalo mereka para istri, jadikanlah mereka istri yang tak hanya bisa menyediakan teh manis, tapi senyum paling manis dihadirkan untuk keluarganya.”.
Suami-Istri: Amiinnn...

(tulisan ini bkn bemaksud apa2, kcuali didedikasikan untuk (calon)/ suami-istri agar supaya tak pernah lelah sejenak saja saling “berbagi” di tengah kesibukannya sehari-hari bekerja, dan sekaligus berdakwah bergelut bersama umat. Jangan ada yang merasa tersinggung dengan tulisan ini, apalagi sampe lempar uang ke saya. Jangan juga ada yang menganggap ini serius, karena ini hanya sekedar tulisan ringan, pengantar anda untuk bercanda bersama keluarga. Selamat berbahagia )

0 komentar

Leave a Reply

Hak Cipta Hanya Milik Allah lukyrouf.blogspot.com Dianjurkan untuk disebarkan Designed by lukyRouf