Insya Allah Kepompong Ramadhan
(penggalan 2 dari 4 tulisan)
Episode Masyiroh:
Hari Jumat agung berangkat menuju asimah dengan kereta KRL tiket seharga 7.000. Tepat beberapa menit sebelum adzan sholat jumat, kepompong dan beberapa temannya sudah tiba di Masjid Istiqlal. Kembali dalam hatinya kepompong di masjid yang agung, di jumat yang agung, di ramadhan yang agung, bermunajat, “Ya Rabb, ini adalah masyiroh saya yang kedua di asimah, juga bukan masyiroh saya yang pertama di bulan Ramadhan, tapi ini masyiroh pertama sesaat setelah keikhlasan dan kesabaran saya benar-benar Engkau uji, maka tetapkanlah hati ini agar dalam suhu keikhlasan yang konstan. Kami lakukan ini, demi menyuarakan Dien-Mu, jauhkan kami dari sikap ta’asub, riya sehingga keikhlasan kami bisa menghantarkan Nasrullah dari sisi-Mu. Sehingga Kau jadikan Ramadhan ini terakhir kami menyaksikan kekufuran sistem diganti dengan sistem-Mu yang Agung. Amin”
Ada yang menarik ketika menyimak khutbah jumat siang itu di Masjid Istiqlal. Sang Khatib membahas “kemerdekaan”. Setelah sebelumnya khatib menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia dulu diraih tidak secara mudah, penuh perjuangan dan salah satunya dilakukan di bulan ramadhan. Konon katanya kemerdekaan Indonesia tanggal 17 juga terinspirasi dari tanggal 17 ramadhan sebagai tanggal turunnya al quran (nuzulul qur’an). Pada satu pembahasan sang khatib mengajukan pertanyaan oratoris kepada para jamaah sholat “apakah negeri kita sudah merdeka?”. Tentu saja bagi kepompong sudah tahu jawabannya adalah belum merdeka. Tapi diluar dugaan kami, sang khatib menjawab pertanyannya sendiri dengan mengatakan “jawabannya ada pada diri kita masing-masing”. Sontak mendengar jawaban itu, sebuah senyum tersinggung di wajah kepompong, dan ketika kepompong melirik teman kanan-kirinya pun melakukan hal yang sama, tersenyum geli. Hem.. sungguh khutbah jumat yang menggelikan.
Usai sholat jumat, berjalan menyusur menuju lapangan sekitar Monas yang berhadapan dengan istana negara. Disitulah masyiroh dilaksanakan, siang terik tepat pukul 13.30 WIB para orator membakar semangat para peserta masyiroh. Salah satu yang membekas dalam benak kepompong hingga tulisan ini dibuat adalah pesan yang disampaikan oleh salah satu orator tentang Doa Rasul pada saat Perang Badar yang disampaikan dalam bahasa Arab dan terjemahannya "Ya Allah, inilah orang-orang Quraisy datang dengan pongah dan kesombongannya memusuhi-Mu, mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, berikanlah pertolongan-Mu yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, binasakanlah mereka. Ya Allah, apabila Engkau membinasakan kelompok ini (yakni para sahabat) pada hari ini, maka Engkau tidak akan disembah lagi." Kalimat itu begitu membakar dan menggema di telinga kepompong, dan kepompong pun bergumam dalam hati “Ya Rabb, jika aku pantas, maka jadikanlah aku bagian dari orang yang terakhir yang apabila tidak Engkau beri kemenangan pada masaku, maka Engkau tidak akan disembah lagi, Amin Ya Rabb…” Air mata pun tak bisa terbendung dan disusul dengan orasi penutup sekaligus doa, yang semakin membuat deras air mata para peserta. Subhanallah.
Sahabat, mari bersama-sama kepompong menyusuri lagi sejarah bagaimana perang Badar al Kubra saat itu terjadi. Perang yang juga terjadi di bulan Ramadhan, jumlah keseluruhan kaum Muslim, baik dari kaum Muhajirin maupun kaum Anshar yang hadir di dalam Perang Badar, yang memperoleh bagian ghanîmah dan pahala jihad adalah 314 orang. Rinciannya, dari kaum Muhajirin sebanyak 83 orang; dari kaum Anshar (al-Aus) sebanyak 61 orang; dan dari kaum Anshar (al-Khazraj) sebanyak 170 orang. Jumlah syuhada Perang Badar dari kaum Muhajirin sebanyak 6 orang; syuhada Perang Badar dari kaum Anshar sebanyak 8 orang; jumlah keseluruhan korban dari pihak Quraisy di perang Badar adalah 70 orang; jumlah orang-orang Quraisy yang tertawan juga 70 orang. Tawanan Perang Badar yang harus ditebus oleh orang-orang musyrik saat itu adalah 4.000 sampai 1.000 dirham untuk setiap orang tawanan, kecuali tawanan yang tidak memiliki apa-apa, maka Rasulullah saw. membebaskannya tanpa uang tebusan. Atas pertolongan Allah Swt., kaum Muslim memperoleh kemenangan gemilang, dan wajah-wajah kaum kafir tersungkur tertimpa kehinaan. Sejak itu, posisi Negara Islam di Madinah semakin kuat dan berwibawa di depan seluruh kabilah di Jazirah Arab.
Demikianlah, tentu saja bagi kepompong masyiroh di asimah siang itu begitu membekas, membakar, dan mengharu biru. Dalam perjalanan pulang, tak henti-hentinya kalimat istigfar, tasbih, tahmid, dilantunkannya dalam bis yang membawanya kembali dan mampir berbuka di masjid At-Tin TMII. Bersamaan dengan itu, terbalaslah email terakhir dari seseorang yang semasa sebelum ini menjadi “teman”, tapi akhirnya harus terucap kalimat ‘selamat tinggal’ dan seuntai kalimat hati “silahkan kalian persepsikan aku, tapi aku tidak akan mempersepsikan kalian karena aku khwatir jatuh pada iri dan dengki, dan juga karena sesungguhnya dalam hati kalian sendiri lah persepsi tentang kalian itu ada”. Selamat jalan sahabat, episode masyiroh memenggal “persahabatan” kita cukup sampai disini.
Episode I’tikaf I
Ini adalah episode 10 hari akhir ramadhan. Tentu saja kesempatan ini tak disia-siakan oleh kepompong untuk melakukan I’tikaf special, setelah episode-episode sebelumnya semangatnya terbakar, nafsiyahnya meraju, pikirannya terterangkan, maka I’tikaf sebagai penyempurnannya.
Moment ini memang benar-benar special, setidaknya hal itu nampak dengan adanya jadwal kajian yang baru digelar pukul 21.00 WIB hingga pukul 24.00. Harusnya jam segitu jam orang biasa ngantuk, tapi subhanallah begitu kajian digelar hingga usai, mata tak terkantuk sekalipun. Padahal para peserta juga tahu bahwa jam 02.00 WIB, mereka harus bangun untuk qiyamul lail hingga mendekati waktu makan sahur. Tapi tak terlihat satu pun peserta mengeluh dan merasa lelah, mereka melaluinya dengan enjoy, termasuk Insyaallah didalamnya adalah si kepompong. Dan usai sholat subuh, masih dilakukan kuliah subuh hingga pukul 07.00 WIB, itu artinya tidak ada waktu istirahat lagi buat kepompong, karena jam 08.00 WIB, kepompong harus bekerja.
Sahabat, ada resume dari kajian malam yang ingin kepompong bagi kepada para sahabat sekalian. Ini kajian tentang analisa trend global. Dimulai dari analisa tentang keadaan Amerika dan Eropa, dimana Amerika dan beberapa negera Eropa sesungguhnya sangat menggantungkan ekonominya dari negara-negara perasannya di negeri-negeri Islam. Di sisi yang lain, kekuatan ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi situasi politik negara tersebut. Dan di Amerika sedang dan masih terjadi hal tersebut. Sesungguhnya Presiden Obama sedang melakukan tambal sulam kondisi ekonomi negaranya, apalagi dengan pengeluaran yang tak henti-hentinya untuk menutupi perang Afghanistan dan Irak.
Di dunia saat ini sedang terjadi pergeseran kekayaan dunia. Selama ini orang menyangka Amerika dan Eropa menduduki peringkat atas sebagai negara-negara dengan jumlah kekayaan yang tinggi. Padahal yang terjadi tidak demikian, sekarang kekayaan dunia itu bergeser ke Asia Timur yakni Cina, Jepang, Arab Saudi, Malaysia, Hongkong yang semua negara itu diatas kekayaan negara Jerman, Italia, Swiss, Inggris apalagi Amerika yang masih kalah dengan Malaysia. Kenapa itu bisa terjadi? Kita bisa saksikan Amerika pada awal 2008 mengalami krisis keuangan yang hingga sekarang ini krisis itu tidak bisa dihentikan, kecuali dilakukan tambal sulam. Bahkan hingga akhir 2011 ini, jumlah orang Amerika yang menggantungkan suplay dari pemerintah atau kalau dalam bahasa Indonesia jumlah masyarakat miskin yang menggantungkan dari raskin, dari 17 juta menjadi 47 juta. Sementara di Eropa, krisis kerusuhan sosial akhir-akhir ini yang diawali di Inggris dengan pemicu masalah ekonomi yakni pengangguran.
Global trend berikutnya adalah jumlah penduduk dunia yang tentu saja makin meningkat. Tentu saja dengan meningkatnya populasi manusia, akan berpengaruh pada tingkat kebutuhan pangan, dan papan. Karenanya kedepan akan semakin meruncing perebutan kekayaan alam yang ada di dunia, terutama sumber energy, pangan dan air. Sebagai contoh untuk mengantisipasi itu, negara kecil seperti Singapura dalam urusan air bersih, dia telah mengontrak penyuplain air alias membeli air dari Johor, Malaysia untuk 60 tahun kedepan. Dan Singapura lakukan itu dengan pembayaran di depan, sehingga Singapura setidaknya untuk 60 tahun kedepan, untuk kebutuhan air sudah ready. Sementara untuk daratan di Singapura juga semakin melebar, karena dia membeli pasir dari Indonesia untuk mengurug lautan agar menjadi daratan, selanjutnya didirikan apartemen, kantor-kantor yang akhirnya orang-orang Indonesia juga yang membeli/menyewa apartemen, kantor-kantor tersebut.
Data dari PBB jumlah penduduk diperkiraan akhir tahun 2012 sekitar 7 milyar. Yang menarik dari jumlah itu 1,7 Milyar adalah penduduk muslim atau sekitar 1 dari 5 penduduk dunia adalah orang muslim. Dan 12,9 % dari penduduk muslim dunia ada di Indonesia, berikutnya di susul Pakistan. Jadi secara demografis, Indonesia merupakan negara strategis karena memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Dari segi kekayaan alam, Indonesia memiliki cadangan 79 milyar barel minyak bumi, 300 triliun kaki kubik gas yang merupakan cadangan gas terbesar di dunia.
Kemudian secara historis, Indonesia pernah menjadi bagian dari wilayah Daulah Khilafah khususnya pada masa Ustmaniyah, seperti Samudera Pasai, Aceh, Demak hanya saja penulisan sejarah tidak berpihak pada Islam. Penulisan sejarah second hand reality, tidak berpihak pada Islam. Sebagai contoh jika ditanya siapa Bapak Pendidikan Nasional? Maka jawabannya adalah Ki Hajar Dewantoro. Padahal 11 tahun sebelum Taman Siswa milik Ki Hajar Dewantara didirikan sudah ada Kyai Haji Ahmad Dahlan, tahun 1917 dan kepadanya lah Ki Hajar Dewantoro belajar. Jadi seharusnya yang pantas disebut Bapak Pendidikan adalah Kyai Haji Ahmad Dahlan, tapi sejarah tidak pernah menyebut itu, karena salah satunya khawatir timbul sentiment keorganisasian dan Islam. Demikian pula dengan sejarah-sejarah seperti Budi Utomo, Pangeran Diponegoro dan sejarah lain yang ‘menyembunyikan’ sejarah Islam.
Masih dari segi demografi, jika penduduk muslim dunia 1,7 Milyar dikumpulkan maka jumlah yang tidak sedikit untuk membentuk angkatan perang 15 juta yang bisa mengalahkan angkatan perang Amerika yang hanya 5 juta. Apalagi tentara dari umat Islam, berani hidup dan sangat tidak takut mati, berbeda dengan tentara Amerika yang takut mati.
Maka sangat tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak menyuarakan Islam, apalagi suara tentang pentingnya syariah dan khilafah, yang memang satu-satunya problem solving masalah dunia saat ini. Seruan Islam atau dakwah harus bersifat ideologis, dan politis yang menyelesaikan problem akar dan sistemik, serta dakwah itu harus dilakukan secara berjamaah atau berkelompok.
Terkait dengan progress dakwah ideologis nan politis itu, bisa dilihat dari beberapa survey. Misalnya suvery SEM Institut pada tahun 2010, sekitar 83% masyarakat setuju penegakan syariah dan khilafah. Survey Setara Institute Nopember 2010 di Jabodetabek, hasilnya 34,6% yang mendukung syariah dan khilafah, kalau dihitung dengan hitungan pemilu, maka itu suara pemenang. Hal itu menunjukkan kepada mata publik bahwa dulu khilafah dan syariah yang dianggap ide aneh, tapi sekarang sudah menjadi trend dan bahkan pilihan. Karena memang dakwah itu mengubah pemikiran dan membentuk opini, dan sedikit bukti berupa survey menunjukkan hal itu.
Lalu apakah dakwah sepi dari tantangan? Tentu saja tidak. Setidaknya tantangan dakwah itu terdeteksi dari sisi internal jamaah dan eksternal umat. Dari sisi internal adanya kelemahan aqliyah dan nafsiyah para pengemban dakwah, kemudian juga kelemahan tsaqofah, disusul kelemahan dari segi ma’isah, kedisiplinan, ketaatan dan sebagainya. Dari sisi ekstenal, lemahnya pemahaman umat tentang islam dan dakwah, sedikit menghambat laju dakwah. Tapi meski demikian dakwah tetap harus melaju, bahkan harus semakin kencang. Meskipun ancaman dakwah tentunya juga semakin keras, apalagi dengan rancangan undang-undang keamanan negara berupa undang-udangan intelejen, yang nantinya akan memvonis setiap ancaman actual dan potensial yang diperkirakan mengancam negara. Kalau ancaman actual sudah pasti yang kelihatan atau nyata, tapi ancaman yang potensial ini yang lebih berbahaya, karena sifatnya “yang baru akan” mengancam. Mirip apa yang dilakukan Firaun saat dirinya menjadi raja bahwa menurutnya ancaman potensial itu datang dari setiap bayi laki-laki yang lahir di masanya, makanya karena dianggap ancaman potensial, setiap bayi laki-laki yang lahir, dia bunuh. Nah, di pasal-pasal undang-undang terorisme memuat tentang hal itu, diantaranya ancama radikalisme dan ancaman ideology asing/transnasional, tentu saja yang dimaksud adalah ideology Islam. Padahal kalau mereka jujur dan konsisten, kapitalis, demokrasi juga ideology asing bagi negeri ini. Bukankah para founding father kita mengakui bahwa ideology kita adalah pancasila, maka dengan demikian kapitalis, demokrasi yang berasal dari Barat adalah ideology asing, dan harusnya itu juga disebut sebagai ancaman.
Selanjutnya kita lihat prospek negara adidaya Khilafah Islamiyah sebagai global trend. Salah satu professor dari Harvard University dalam sebuah bukunya menyampaikan yang intinya bahwa ada masa depan berupa khilafah. NIC dalam global mapping menyebutkan ada 4 skenario pemimpin dunia, dan Khilafah salah satunya. Goergo Bush dalam pidato-pidatonya menyebut sebanyak 16 kali, kata-kata yang setara dengan khilafah, imperium Islam, super state dan seterusnya. Dengan demikian orang-orang Barat saja menganggap khilafah bukan suatu hal yang utopis, lalu bagaimana dengan kita yang muslim apalagi pengemban dakwah?
Itulah penggalan episode malam ke 23. Sejenak kepompong tertunduk lesu, dirinya merasa tersentak dengan apa yang baru saja didengarnya saat itu. Bukan apa-apa, hanya saja dakwah yang selama ini dilakukan belum berarti apa-apa, belum lagi ketambahan dengan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan di jalan dakwah maupun pelanggaran syariat. Dirinya sadar merasa bagian dari yang lemah yang disebutkan tadi. Astagfirullah.
Ya Rabb, di ramadhan yang mulia ini, di sepuluh hari yang terakhir yang didalamnya Kau anugerahkan malam 1000 bulan, maka anugerahkan kepadaku jalan lurus dan berilah hamba kekuatan dan kecerdasan untuk mengikuti dan memahami jalan lurus itu. Amin ya Rabbal ‘alamin.