Dibalik digdaya-nya Rambo atau Comando, ternyata AS menyimpan berjuta penderitaan atau lebih tepatnya luka-luka yang sulit tersembuhkan. AS yang memiliki ladang Holly wood dengan beragam kebejetan prilaku “binatang” penghuninya, sejatinya hanya sebuah negara miskin lebih miskin dari negara miskin sekalipun. Jargon HAM dan demokrasi yang senantisa digembor-gemborkan, hanya jadi slogan karena AS termasuk deretan negara pelanggar HAM terberat. Sebagai Bapak Moyangnya Kapitalisme, Paman Sam harus “berani” menanggung resiko program sekularismenya, sejumlah mulai aliran sesat sampai sekte-sekte penghancur “kepribadian” AS, siap menerkam dan mencengkram, dan ada satu titiknya nanti AS akan kolaps setelah triping dengan pil koplo berupa kebebasan. Apa yang dirundung AS hanya kemalangan tiada tara setelah akhirnya Kaum Muslimin “The Sleeping Giant” berjaya dengan Islamnya atas Izin Allah. Berikut ini beberapa borok-borok yang musti kita ketahui agar semangat kebangkitan menyuarakan Islam tetap menyala di dada kita dan dada seluruh kaum muslimin.
Dari segi ekonomi, AS tidak lagi negara kuat, pengangguran meningkat, tidak sedikit Industri harus gulung tikar karena kalah bersaing dengan Jepang. Dalam problematika sosial, memang kapitalisme telah mendorong kemajuan material yang luar biasa, tapi tanpa sengaja telah menciptakan ketimpangan sosial. Di tengah gemerlapnya kota New York terselip slump tempat mukim warga kota yang tersisih, tinggal di tempat yang kotor, alkohol, narkotika, kekerasan dan pembunuhan adalah menu mereka sehari-hari.
AS menjelang kebangkrutannya. Secara faktual memang AS kaya, 100 orang terkaya di dunia dengan kekayaan 1 milyar dollar berada di AS. Tapi dibaliknya, sejumlah penduduk miskinnya terbanyak, satu dari lima anak, satu diantaranya orang dewasa, hidup dalam kemiskinan (kebanyakan berkulit hitam dan keturunan hispanik). AS di urutan pertama dalam hal prosentase orang miskin diantara 19 negara maju.
Di bidang anggaran, defisit anggaran AS meningkat dari 279 M dollar AS pada tahun 1991 menjadi 362 M dollar pada tahun 1992. Utang luar negerinya AS 400 M dollar, 25 kali lipat utang Jepang. Soal ketergantungan ekspor, AS memiliki pertumbuhan hanya 2,3% tiap tahun, sementara jumlah impornya mencapai 8,3% tiap tahun. Lebih dari 500 perusahaan internasional dunia, ada di AS, tapi perusahaan itu merugi. General motor dengan omsetnya mencapai 125 M dollar setiap tahun, tapi tahun 1990 ternyata merugi 2 M dollar.
Tidak hanya itu saja, AS nomor 17 dalam pembiayan pendidikan, nomor 13 dalam pembiayaan kesehatan, nomor 19 alias nomor buntut dalam pembiayaan orang miskin setelah menyingkirkan negara seperti Selandia Baru, Italia, Belgia, Spanyol, Irlandia, Jerman, Inggris, Norwegia, Prancis, Denmark, Austria, Australia, Swiss, Belanda, Kanada, Swedia, Finlandia, Jepang.
Tidak kurang dari 70% remaja AS dipercayai telah melakukan hubungan seks sebelum menikah. 60% wanita AS dibawah usia 25 tahun pernah melakukan aborsi, tiap 22 detik terjadi 1 aborsi. 10 wanita berusia 15-19 tahun pernah hamil, dan setiap tahun lebih dari 10.000 gadis AS yang berusia 14 ke bawah melahirkan anak. Ditambah dengan 10 dari 1.000 bayi mati.
Dalam soal Seks bebas dan AIDS, AS memiliki penderita 10 kali lebih banyak dibanding Uganda, yang dikatakan sebagai sumber asal penyakit itu. Jumlahnya 3 kali lipatnya Swiss, 10 kali lipatnya Inggris, 270 kali lipatnya Jepang. Hingga akhir 1991, tidak kurang dari 1 juta penduduk AS telah terinveksi HIV. Akhir tahun 1993 saja, terdapat 480.000 orang AS kena AIDS dan sebanyak 340.000 menemui ajalnya.
Setiap tahunnya dari 2,4 juta pasutri di AS yang menikah, 1,2 juta diantaranya akhirnya bercerai. Angka ini lebih banyak 2 kali dari Jerman, 3 kali lipatnya Jepang dan 12 kalinya Italia. Dengan tingginya tingkat perceraian, menjadikan keluarga dengan orang tua tunggal (single-parent family) di AS tertinggi. Lebih dari separuh dari ¾ jumlah keluarga dengan anak-anak yang bergantung kepada ortunya, dipimpin oleh orang tua tunggal.
AS memiliki angka tertinggi dalam kasus perkosaan, 114 dari 100.000 wanita pernah diperkosa. Sebanyak 21% wanita AS bahkan mengaku pernah diperkosa dibawah umur 14 tahun. Soal pembunuhan AS, juga memiliki rekor kesatu, yakni 20.000 tiap tahun, atau 1 pembunuhan tiap 25 menit. Tingginya angka pembunuhan dipicu oleh pengaruh obat terlarang. Penduduk AS pecandu alkohol dan narkoba. Rata-rata 2,5 liter alkohol dikonsumsi per-orang per tahun. Dalam takaran pemakaian ganja dan kokain perkapita, 346 dari 100.000 warga AS adalah pecandu obat. Ganja tercatat 2.48 kg per orang per tahun. Kokain 48,1 kg per orang per tahun. Narapidana pecandu obat berjumlah 52% dari seluruh narapidana yang ada.
Dan sejumlah borok berikutnya juga masih tersembunyi, yang suatu saat akan meledak, dan mengagetkan dunia. AS yang oleh orang atau negara modern, dijadikan percontohan, senyatanya tidak lebih dari seorang Jompo yang tidak bisa orang lain menerimanya sebagai orang Jompo.
Akhirnya, pengharapan kita hanya satu, setelah berani berproses dalam dakwah ini, sudah barang pasti Nasrullah akan segera datang. Dan memenangkan Mabda’ Islam, yang memang satu-satunya yang bisa mensejahterakan manusia dan seluruh alam. Simaklah “Adakah kekuatan yang lebih dahsyat yang bisa mengalahkan keangkuhan, kepongahan, kedigdayaan Adidaya, selain kekuatan fikriyah. Bergeraklah bersama bola salju fikriyah itu, kalo tidak kita malah akan dilindasnya”. (RST/dari berbagai sumber)
